Tuesday, January 26, 2010

Tidak cukup hanya sekedar bersimpati, namun berempatilah!!!

Cerita ini berawal dari obrolan ringan dua orang remaja dalam sebuah angkot, mereka bertukar pikiran mengenai solusi untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan kantong plastik yang tidak bijak. Ide-ide sederhana tercipta untuk memberi solusi demi bakti pada lingkungan. Seiring berjalannya waktu, keduanya menyadari bahwa satu atau dua batang lidi saja tidak akan mampu membersihkan sampah karena mudah terpatahkan, dan perlu adanya suatu perkumpulan namun dalam hal ini keduanya lebih senang dengan kata Komunitas. Hingga akhirnya keduanya mencoba membina sebuah komunitas kecil dengan memegang sebuah visi misi untuk lingkungan yang lebih baik.

Idealis? Ya memang terdengar sedikit idealis. Namun keduanya tidak melakukan tanpa alasan. Sebuah kalimat suci menjadi pegangan dalam membina komunitas iniberjalanlah kalian di bumi ini namun janganlah kalian berbuat kerusakan”. Sederhana namun hikmah dibalik itu berdampak sangat besar.

Hari ini 26 Januari tepat dua tahun setelah kedua sahabat tersebut berniat untuk menjalankan misi tersebut, Alhamdulillah kami panjatkan syukur kehadirat-NYa bahwa Komunitas Hijau Greenconcept IPB masih diberi amanat untuk tetap menjalankan misi baktinya untuk lingkungan.
Perjuangan kami hingga saat ini tidaklah semudah mengedipkan kedua mata. Semangat kami layaknya roda terkadang di atas dan terkadang di bawah. Namun demikian yang kami rasakan semangat itu tetap ada meskipun hanya sekedar simpati.

Ya, setidaknya kami bersimpati.

Namun saat ini bukan saatnya kami hanya bersimpati, empati juga menjadi bukti nyata kalau kami memang berniat untuk berbakti.
Greenconcept saat ini layaknya tunas yang sedang berjuang untuk terus bertahan hingga dapat menjadi sebuah pohon yang kuat dan kokoh. Namun demikian Greenconcept tidak bisa berjuang sendiri, benar memang semboyan Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh, untuk tetap teguh kita perlu berempati tidak sekedar bersimpati.

Simpati layaknya benih-benih lain yang hanya memiliki keinginan untuk memberi namun nyatanya hanya mampu menerima. Adapun empati layaknya Matahari, Tanah, Air, Angin, dan pihak lainnya yang siap memberi untuk keberlangsungan hidup benih-benih tersebut.

Ya, inilah saatnya tidak hanya KAMI namun KITA untuk berempati. Tidak hanya menjadi benih yang ingin hidup namun tanpa memberi, tapi jadilah Matahari yang siap memberikan cahayanya untuk membantu proses fotosintesis, atau Tanah yang siap memberikan tempat hidup bagi benih, atau Air yang siap memberi kesejukan dan mineral, atau pun Angin yang siap menyebarkan benih-benih kebaikan bila nanti kelak benih itu telah menjadi pohon yang kokoh, kuat dan produktif.

Dalam sebuah kata mutiara:
“bila kau mampu berbuatlah dengan tanganmu, bila tidak berbuatlah dengan lidahmu, bila tidak juga berbuatlah dengan hatimu (simpati), namun ketahuilah berbuat dengan hati merupakan usaha terlemah”

Bersimpati bukanlah suatu hal yang salah, namun alangkah lebih baik bila kita mampu berempati. Berani merealisasikan apa yang kita niatkan.

Adapun kaitannya dengan masalah lingkungan,

Ya, lingkungan kita adalah tanggungjawab kita bersama. Lingkungan baik, baiklah kita dan begitu pun sebaliknya. Tentu saja kita telah mengetahui banyak hal mengenai potensi dan kendala dari lingkungan. Contoh kecil saja mengenai membuang sampah. Slogan Buanglah Sampah pada Tempatnya (tempat sampah) pastinya telah terpatri dalam ingatan kita. Namun apakah itu hanya sekedar slogan?

Tentu tidak.

Pastinya kita memahami maksud dari slogan tersebut. Adanya larangan bagi kita untuk tidak membuang sampah sembarangan, dan harus dibuang pada tempat (sampah) nya. Bila hal tersebut tidak dilakukan makan dampaknya justru akan mengganggu kehidupan kita. Namun demikian kesadaran dan pahamnya kita baru sekedar simpati. Kita perlu melanjutkannya dengan berempati, melakukan slogan tersebut dalam kehidupan kita.

Ya, seperti itulah seharusnya kehidupan kita. Tidak hanya menerima namun pada hakikatnya harus lebih banyak memberi manfaat bagi pihak lain. Dan kami Komunitas Hijau Greenconcept IPB masih mencoba berusaha untuk terus memberikan yang terbaik.

“mulailah dari hal yang kecil, mulailah dari diri sendiri dan mulailah dari saat ini”, begitulah moto kami.

Mulai dari hal yang kecil, ya layaknya sebuah garis yang terbentuk dari ribuan titik-titik. Bila satu titik hilang makan garis itu akan terputus. Jelaslah bahwa hal kecil namun dilakukan secara kontinyu akan berdampak sangat besar.

Mulai dari diri sendiri, ya memang suatu contoh akan lebih mudah diikuti bila orang yang mencontohkan tersebut telah terbiasa dengan hal yang dicontohkannya. “janganlah kamu mengatakan apa yang kamu belum melakukannya”

Mulailah saat ini juga, ya memang berani memulai adalah gerbang utama dari segala jalan dan tentunya tidak ada kata terlambat untuk memulai sebuah kebaikan.

Kita melakukan ini, karena kita mau … we did it because we want it

Berempatilah!!!

Selasa, 26 Januari 2010
Greenconcept IPB