Saturday, February 27, 2010

Pengabdian

Kami (Volunteer greenconcept IPB) adalah penggemar berat tayangan Kick Andy di Metro TV, banyak alasan untuk itu. Kick andy adalah salah satu dari sedikit tayangan berkualitas di negeri ini yang bisa memberikan inspirasi bagi banyak orang (termasuk untuk bidang lingkungan), program TV ini juga telah mengangkat pahlawan-pahlawan masa kini yang mungkin sebelumnya tidak diketahui orang lain melalui penghargaan Kick Andy Heroes, beberapa menit yang lalu kami membuka website Kick Andy untuk mengetahui tema untuk minggu ini, seperti biasa… kami terpukau dan kagum dengan tema acara tersebut, minggu ini Kick Andy akan membahas tentang beberapa relawan yang melakukan pengabdian tingkat tinggi untuk sesama, ulasan tema tersebut sangat menarik, prolognya menyinggung tentang kebermakanaan hidup manusia yang tercapai dengan mengulurkan kasih kepada sesama manusia, tentu saja hal ini didapat dari pengabdian (yang pastinya tanpa pamrih) selanjutnya dipaparkan beberapa orang pengabdi yang luar bisa gigih dalam perjuangannya.
Jika kita coba sambungkan terhadap keberadaan Greenconcept IPB (GC-IPB) GC-IPB hadir sebagai sarana mahasiswa (khususnya IPB) untuk mengabdi pada diri sendiri serta lingkungannya dengan aksi nyata dan bermanfaat tentunya, keberadaan Mahassiwa sering disebut-sebut agen of change (yang menurut kami pernyataan itu sangat narsis sekali) tapi pada kenyataanya banyak yang menyia-nyiakan kesempatan itu atau ada juga yang salah kaprah dalam menggunakan kesempatan itu sebagai contoh banyak mahasiswa melakukan aksi (demo) tanpa mengetahui tujuan demo dan keluarannya seperti apa, kecuali sampah yang bertumpuk di area demo.
Greenconcept bergerak dari hal-hal yang kecil seperti sampah dan hal kecil yang berdampak besar lainnya yang kadang terlupakan oleh bangsa ini atau (jangan jauh-jauh) oleh mahasiswa sendiri, ilustrasi ketika seorang mahasiswa kesal terhadap berita banjir yang terjadi di ibukota dan tak jarang menyalahkan pemerintah dalam pengelolaan lingkungan, disisi lain si mahasiswa sendiri belum bijak memberikan perlakukan terhadap lingkungan seperti masih menggunakan plastik dan kertas secara berlebih atau malah membuang sampah di sembarang tempat, bukan berarti saya membela pemerintah juga tapi disini saya mengajak bersama-sama mari kita berkaca dahulu atas permasalahan lingkungan yang ada, bisa dimulai dari lingkungan kosan.
Greenconcept IPB mencoba mengajak bersama-sama memperbaiki diri dalam berperilaku terhadap lingkungan karena menurut kami kepedulian lingkungan bisa kita lakukan dari hal-hal yang kecil seperti mengurangi penggunaan plastik dan kertas, hal tersebut adalah bentuk pengabdian kami.Pengabdian tidak melulu harus dilakukan sesuatu yang besar yang paling penting apakah berdampak baik dan jangan lupakan juga tentang ke ikhlasan,karena kepedulian terhadap lingkungan bukan hanya sebuah tren.
Kami yakin kita semua bisa jadi pejuang lingkungan yang bisa membuat lingkungan tempat kita tingggal jadi lebih baik yang bisa kita wariskan pada anak cucu kita kelak.

Friday, February 19, 2010

‘Furoshiki’pembungkus tradisional jepang yang ramah Lingkungan

Inspirasi untuk menjaga lingkungan bisa muncul dari mana saja, bisa saat berjalan menuju kampus, saat minum di kedai kopi atau saat menonton TV beberapa hari yang lalu kami mendapat inspirasi dari tayangan salah satu TV swasta tentang kain pembungkus dari jepang yang bernama Furoshiki, yang mungkin bisa menginsiprasi anda untuk menjaga lingkungan
Furoshiki adalah salah satu budaya Jepang berupa kain untuk mengemas, menjinjing dan menyimpan barang-barang, kerap digunakan sebagai pembungkus hadiah, Furoshiki adalah kain segi empat yang dipotong dari sebuah gulungan kain, kedua sisi hasil potongan itu kemudian dijahit . Sisi inilah yang menjadi bagian atas dan bawah dari sebuah furoshiki, dan lebih pendek dari sisi lainnya. Bentuk ini membuat diagonalnya lebih mudah diatur sehingga bisa dipakai untuk membungkus beragam barang,terdapat 10 ukuran dari yang panjangnya 45 sampai 238 cm, untuk mendapat hail bungkusan terbaik biasanya ,benda yang ingin dibungkus berukuran sekitar sepertiga dari garis diagonalnya.

Pada awalnya tahun 1600an furoshiki digunakan di rumah pemandian sebagai kain pembungkus pakaian dan perlengkapan mandi mereka . Selanjutnya, penggunaan furoshiki sebagai kain pembungkus tersebar dengan cepat seiring meningkatnya aktifitas masyarakat di masa tersebut., Furoshiki juga digunakan saat pesta pernikahan sebagai pembungkus seserahan. Kain yang digunakan umumnya bermotif burung bangau, kipas, pohon cemara dan ombak yang dipercaya akan membawa berkah dan kebahagiaan bagi penggunanya.

Belakangan ini pengunaan Furoshiki untuk membungkus barang bawaan kembali dihidupkan sebagai gerakan untuk menjaga lingkungan sekaligus pengkajian kembali budaya tradisional Jepang.Bahkan pada tahun 2006 menteri lingkungan Jepang saat itu Yuriko Koike menjadikan "Mottainai Furoshiki" sebagai simbol kebudayaan jepang dalam mengurangi jumlah sampah Sejumlah cara penggunaan yang inovatif  pun bermunculan sehingga Furoshiki menjadi lebih digemari dan semakin sering digunakan misalnya sebagai tas, sebagai pembungkus kado dan dekorasi.

Hal yang terpenting dari Furoshiki ini adalah konsep ‘penggunaan’ yang berulang. Furoshiki tidak untuk digunakan sekali pakai. Menggunakan Furoshiki juga berarti  mengurangi  penggunaan materi baru untuk pengemasan sekaligus mengurangi pengunaan kemasan yang berlebihan serta penghematan energi.
Nah..setelah mengetahui sedikit pengetahuan tentang Furoshiki bagaimana?apakah sobat GC tertarik untuk menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari baik itu sebagai pengganti plastik atau untuk keperluan lainnya, kalau kami tentu saja tertarik walaupun tidak punya kain furoshiki kita bisa menggantinya dengan kain lain bisa slayer atau kain lainnya seperti batik misalnya. Forushiki ini menunjukkan bahwa dari dulu nenek moyang bangsa Jepang sudah menerapkan kecintaan terhadap lingkungan, begitu juga nenek moyang kita karena yang sama-sama kita tahu bahwa banyak kearifan lokal yang sekarang ini banyak terlupakan yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan, mungkin jika kita bisa menggalinya masih banyak hal baik seperti Furoshiki ini yang bisa kembali kita aplikasikan demi menjaga lingkungan kita ini.
(Puspita-diolah dari berbagai sumber)