Friday, February 19, 2010

‘Furoshiki’pembungkus tradisional jepang yang ramah Lingkungan

Inspirasi untuk menjaga lingkungan bisa muncul dari mana saja, bisa saat berjalan menuju kampus, saat minum di kedai kopi atau saat menonton TV beberapa hari yang lalu kami mendapat inspirasi dari tayangan salah satu TV swasta tentang kain pembungkus dari jepang yang bernama Furoshiki, yang mungkin bisa menginsiprasi anda untuk menjaga lingkungan
Furoshiki adalah salah satu budaya Jepang berupa kain untuk mengemas, menjinjing dan menyimpan barang-barang, kerap digunakan sebagai pembungkus hadiah, Furoshiki adalah kain segi empat yang dipotong dari sebuah gulungan kain, kedua sisi hasil potongan itu kemudian dijahit . Sisi inilah yang menjadi bagian atas dan bawah dari sebuah furoshiki, dan lebih pendek dari sisi lainnya. Bentuk ini membuat diagonalnya lebih mudah diatur sehingga bisa dipakai untuk membungkus beragam barang,terdapat 10 ukuran dari yang panjangnya 45 sampai 238 cm, untuk mendapat hail bungkusan terbaik biasanya ,benda yang ingin dibungkus berukuran sekitar sepertiga dari garis diagonalnya.

Pada awalnya tahun 1600an furoshiki digunakan di rumah pemandian sebagai kain pembungkus pakaian dan perlengkapan mandi mereka . Selanjutnya, penggunaan furoshiki sebagai kain pembungkus tersebar dengan cepat seiring meningkatnya aktifitas masyarakat di masa tersebut., Furoshiki juga digunakan saat pesta pernikahan sebagai pembungkus seserahan. Kain yang digunakan umumnya bermotif burung bangau, kipas, pohon cemara dan ombak yang dipercaya akan membawa berkah dan kebahagiaan bagi penggunanya.

Belakangan ini pengunaan Furoshiki untuk membungkus barang bawaan kembali dihidupkan sebagai gerakan untuk menjaga lingkungan sekaligus pengkajian kembali budaya tradisional Jepang.Bahkan pada tahun 2006 menteri lingkungan Jepang saat itu Yuriko Koike menjadikan "Mottainai Furoshiki" sebagai simbol kebudayaan jepang dalam mengurangi jumlah sampah Sejumlah cara penggunaan yang inovatif  pun bermunculan sehingga Furoshiki menjadi lebih digemari dan semakin sering digunakan misalnya sebagai tas, sebagai pembungkus kado dan dekorasi.

Hal yang terpenting dari Furoshiki ini adalah konsep ‘penggunaan’ yang berulang. Furoshiki tidak untuk digunakan sekali pakai. Menggunakan Furoshiki juga berarti  mengurangi  penggunaan materi baru untuk pengemasan sekaligus mengurangi pengunaan kemasan yang berlebihan serta penghematan energi.
Nah..setelah mengetahui sedikit pengetahuan tentang Furoshiki bagaimana?apakah sobat GC tertarik untuk menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari baik itu sebagai pengganti plastik atau untuk keperluan lainnya, kalau kami tentu saja tertarik walaupun tidak punya kain furoshiki kita bisa menggantinya dengan kain lain bisa slayer atau kain lainnya seperti batik misalnya. Forushiki ini menunjukkan bahwa dari dulu nenek moyang bangsa Jepang sudah menerapkan kecintaan terhadap lingkungan, begitu juga nenek moyang kita karena yang sama-sama kita tahu bahwa banyak kearifan lokal yang sekarang ini banyak terlupakan yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan, mungkin jika kita bisa menggalinya masih banyak hal baik seperti Furoshiki ini yang bisa kembali kita aplikasikan demi menjaga lingkungan kita ini.
(Puspita-diolah dari berbagai sumber)

4 comments:

  1. ya...kalo kita mau dan ga "gengsi-an" konsep furoshiki bisa kita adopsi. disini nenteng barang pake kain tu lebih ngetren drpada pake plastik, hmm...apa kita coba juga ya jadikan trenseter di ipb? pasti bisa asalkan mau:)

    ReplyDelete
  2. oke..furoshiki bisa jadi salah satu ide buat di realisasiin di ipb nii..adain pelatihan furoshiki yuukkss..how?

    ReplyDelete
  3. k",,,ika mw dibawain furoshikina dong =)

    setuju,,,adain ja pelatihan furoshiki sbg tindak lanjut kampanye kantong plastik... =)

    ReplyDelete
  4. iyaa,, kayanya seru n menyenangkan,,berbagi ilmu untuk bumi lebih baik..

    ReplyDelete